TIMES NIAS, PACITAN – Suasana khidmat menyelimuti Aula Multipurpose lantai 1 Institut Agama Islam Attarmasi atau IAIT Pacitan, Kamis (12/6/2025). Puluhan tokoh hadir dalam pelantikan struktur organisasi baru kampus tersebut untuk masa bhakti 2025–2030.
Acara dipimpin langsung Rektor IAIT Pacitan, Prof Dr Musa Asy’arie. Sejumlah tokoh penting hadir. Di antaranya para masyayikh Pondok Tremas, KH Muhammad Habib, KH Abdillah Nawawie, KH Achid Turmudzi, serta Ketua Yayasan Perguruan Islam Pondok Tremas, KH Fu’ad Chabib Dimyathi.
Prof Musa tampak penuh semangat saat memberi sambutan. Ia mengutip Surah Ali Imran 191 dan menyampaikan bahwa berdirinya IAIT Pacitan merupakan lanjutan perjuangan keilmuan para ulama terdahulu.
“Saya bangga dengan berdirinya IAIT. Ini meneruskan perjuangan para masyayikh seperti KH Hamid Dimyathi yang gugur pada peristiwa Madiun 1948,” ungkapnya di depan peserta pelantikan.
Tak hanya itu, ia juga langsung menyodorkan target besar bagi jajaran pejabat yang baru dilantik. Dalam waktu 2–3 tahun, IAIT ditargetkan membuka program pascasarjana dan bersiap naik kelas menjadi universitas.
“Setelah ini kalian harus langsung kerja. Dua sampai tiga tahun ke depan, IAIT harus punya pascasarjana dan beralih ke universitas,” tegasnya.
Menurutnya, semua fondasi keilmuan IAIT berakar kuat dari tradisi Pondok Tremas.
Ketua Yayasan Perguruan Islam Pondok Tremas, KH Fu’ad Chabib Dimyathi, menyampaikan rasa syukur atas pelantikan ini. Ia berharap seluruh pejabat yang dilantik mampu menjaga amanah.
“Kami bangga. Selamat. Semoga semua mendapat keberkahan. Para dosen sudah diikrarkan dan dicatatkan di hadapan para malaikat. Mudah-mudahan semua amanah,” katanya.
Ia menambahkan, dunia pendidikan tidak boleh berhenti. Harus terus tumbuh dan berkembang, mengikuti perubahan zaman.
Sementara itu, Ketua Majelis Ma’arif, KH Luqman Harits Dimyathi, mengingatkan agar IAIT tetap berpegang pada nilai-nilai kepesantrenan yang menjadi ciri khasnya.
“Sesuai kaidah al-muhafazhah ‘ala al-qadim as-shalih wal akhdzu bil jadid al-ashlah, IAIT harus terus berkembang tanpa meninggalkan kekhasan pesantren Attarmasi,” katanya.
KH Luqman juga menekankan pentingnya sinergi IAIT dengan Ma’had Aly Al-Tarmasi secara harmonis dan saling menguatkan.
Pelantikan ini menandai dimulainya masa kerja baru bagi 37 pejabat kampus, mulai dari rektor, wakil rektor, dekan, ketua program studi, dosen tetap hingga kepala lembaga dan unit teknis.
Susunan organisasi ini ditetapkan lewat Surat Keputusan Rektor Nomor 01.02/IAIT/SK/V/2025 tertanggal 25 Mei 2025.
Prof Dr Musa Asy’arie tetap menjabat sebagai Rektor. Ia didampingi oleh Dr Ali Mufron, M.Pd.I sebagai Wakil Rektor Pelaksana Harian. Sejumlah nama lain mengisi pos penting, seperti Achmad Ridlowi (Wakil Rektor I), Rifqi Hamiyal Hadi (Wakil Rektor II), hingga M. Farhi Asna (Wakil Rektor III).
Ke depan, IAIT Pacitan diproyeksikan tak sekadar menjadi perguruan tinggi biasa. Dengan semangat pesantren dan keilmuan klasik yang kuat, IAIT siap menjelma jadi universitas Islam berbasis pesantren yang adaptif terhadap tantangan zaman. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Struktur Organisasi IAIT Pacitan Resmi Dilantik, Rektor: Target 3 Tahun Jadi Universitas
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |