TIMES NIAS, SOLO – Serangkaian acara Haul Habib Ali Solo 2025 yang dipusatkan di Masjid Riyadh, Pasar Kliwon, menyisakan pemandangan yang jauh dari kesan religius.
Alih-alih meninggalkan jejak kebaikan, tonase sampah plastik justru berserakan di hampir setiap sudut jalan.
Pantauan di Jalan Kyai Gede 46, Kedung Lumbu, Senin (13/10/2025), terdapat tumpukan plastik bekas tikar dan bungkus makanan menggunung di pinggir jalan. Purwanto (53), warga sekitar, mengaku resah dengan kondisi tersebut.
“Begitu acara selesai, sampahnya langsung numpuk. Kami warga akhirnya yang bersih-bersih. Padahal ini bukan tanggung jawab kami,” keluh Purwanto.
Ia dan beberapa warga lain terlihat memunguti sampah plastik yang ditinggalkan para jemaah haul yang datang dari berbagai daerah. Tikar-tikar plastik bekas duduk jamaah bahkan sempat menyumbat saluran air.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo belum tampak melakukan pembersihan. Para jemaah justru sibuk meninggalkan lokasi menuju bus yang parkir di kawasan Jalan Kapten Mulyadi dan depan Balai Kota Solo.
Sampah sisa makanan, gelas air mineral, dan kantong plastik tampak berserakan tanpa ada upaya penanganan cepat. Kondisi ini dikeluhkan banyak warga sekitar karena mengganggu kebersihan dan estetika lingkungan.
“Mestinya acara haul juga bisa jadi teladan soal kebersihan. Sayang sekali kalau dibiarkan begini,” ujar Purwanto.
Acara haul ulama besar Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi itu setiap tahun selalu menyedot ribuan jemaah. Namun, masalah klasik soal sampah hingga kini belum juga tertangani dengan baik.
Warga berharap panitia dan pemerintah kota lebih sigap mengantisipasi masalah lingkungan saat pelaksanaan acara Haul Solo seperti ini. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pasar Kliwon Jadi Lautan Sampah Plastik Usai Haul Habib Ali Solo 2025
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |