TIMES NIAS, SUMBA TIMUR – Desa Wisata Watuhadang di Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur NTT kini mulai dikenal para wisatawan. Hal ini diungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Sumba Timur Umbu Ngadu Ndamu, Sabtu (28/6/2025).
Menurutnya, Desa Watuhadang juga dikenal sebagai desa wisata usai kunjungan peserta Rapat Koordinasi Pengelolaan Keuangan Daerah se-NTT di Kabupaten Sumba Timur pada 2-4 Jun 2025 lalu.
“Desa wisata budaya Watuhadang telah mencatat peningkatan kunjungan wisatawan yang signifikan berdasarkan data pengelola desa, sebanyak 250 pengunjung sepanjang bulan Juni 2025,” kata Umbu Ndamu.
Para wisatawan tidak hanya menikmati suasana Desa budaya dan menyaksikan proses tenunan khas tradisional tetapi juga antusias membeli oleh-oleh khas lokal. Produknya seperti Kaparak atau kacang tumbuk manis dan Manggulu olahan pisang dan gula menjadi buah tangan favorit yang mereka bawa pulang.
Tak hanya itu saja, ungkap Umbu Ndamu, lebih dari itu 10 kain tenun Sumba ikut terjual selama bulan Juni 2025, seperti tenun khas Sumba Pahikung dengan motif Witta (gurita) yang telah dipatenkan oleh pihak desa.
“Ini membuat perhatian wisatawan karena teknik pewarnaannya yang alami dan nilai filosofis yang terkandung di dalamnya,” tuturnya.
Umbu Ndamu mengakui, ini adalah bukti kongkret bahwa pelestarian budaya jika dipadukan dengan pendekatan ekonomi kreatif mampu menggerakkan ekonomi desa dan dapat menjadi pusat gerak pembangunan jika difasilitasi dengan baik.
“Tentunya ini bukan sekadar wisata tetapi juga proses pemberdayaan dan pelestarian warisan budaya,” sebutnya.
Desa Watuhadang adalah bagian dari program pendampingan desa sisata berbasis budaya PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) yang bekerjasama dengan Baitul Maal Muammalat (BMM). Program ini difokuskan untuk mendorong penguatan identitas budaya lokal melalui pariwisata berbasis komunitas.
Untuk penunjang fasilitas, di dalamnya dilengkapi dengan MCK, sumur bor di Kantor Desa dan kampung Umabara serta pelatihan sumber daya manusia (SDM) menjadi bagian integral dari dukungan yang diberikan.
Adapun kahadiran foodcourt desa yang menyajikan kuliner lokal pun menjadi magnet tambahan, memperpanjang waktu kunjungan dan mendukung pertumbuhan ekonom rumah tangga.
“Kita berharap capaian ini untuk memperkuat Desa Watuhadang sebagai Desa wisata unggulan di Sumba Timur yang tak hanya menyuguhkan panorama dan kerajinan tetapi juga pengalaman kultur yang autentik dan berdampak luas bagi masyarakat,” tutup Umbu Ndamu. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Desa Wisata Watuhadang di Sumba Timur Mulai Dikenal Wisatawan
Pewarta | : Moh Habibudin |
Editor | : Faizal R Arief |